MEMBELI air minum dalam kemasan akhirnya menjadi pilihan bagi warga perkotaan. Asumsinya, air minum yang dijual di pasaran itu lebih layak dikonsumsi dibandingkan air sumur.
Di tengah ragam pilihan air minum kemasan, seringkali kita ragu memilih air kemasan. Pasalnya, tak semua air kemasan yang dipasarkan aman untuk diminum, bersih dan sehat. Jadi, air bersih seperti apa sih, yang layak diminum?
Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia), definisi air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air yang telah diolah dengan perlakuan khusus dan dikemas dalam botol atau kemasan lain dan memenuhi persyaratan air minum.
Sedangkan air mineral adalah air yang diperoleh langsung dari sumbernya, dikemas di dekat lokasi sumber air, memiliki syarat kandungan mineral tertentu, dan juga dikemas dalam botol ataupun kemasan lainnya.
Air hanya terdiri dari 2 buah unsur H dan 1 buah unsur O, membentuk senyawa yang disebut H2O. Itu disebut air murni. Air murni seperti itu hanyalah dalam air hasil destilasi (penguapan) atau hanya ada di angkasa sana, dalam bentuk butir-butir hujan. Setelah jatuh ke permukaan bumi, menjadi mata air, sungai, dan tiba di gelas minum milik kamu, itu sudah “mengandung” zat-zat lain, termasuk bahkan “kotoran”.
Air dalam kemasan yang Anda minum bersumber dari sumber air seperti mata air, atau air tanah, yang selanjutnya diproses agar memenuhi persyaratan air minum. Jadi apakah air minum dalam botol yang banyak dijual itu adalah air mineral? Masih diperdebatkan.
Selain air minum dalam kemasan/botol, juga ada tempat penyediaan air isi ulang, yang sumbernya juga dari air “bersih biasa” dari mata air, yang di “saring” melewati filter yang bermacam-macam kemampuannya.
Namun yang pasti, semakin “bersih” air yang di proses akan semakin mengurangi kandungan mineralnya.
Berikut langkahyang harus Anda perhatikan sebelum memastikan air kemasan seperti apa yang harus Anda konsumsi.
1. Kejernihan air. Semakin bening warna fisiknya, air mungkin mengalami proses produksi sesuai standar pengolahan air minum. Partikel padat dalam air atau warna yang keruh menandakan air kemungkinan terkontaminasi zat lain selama proses produksi.
2. Tanggal kadaluarsa. Sama halnya dengan makanan, air minum kemasan yang telah lewat tanggal kadaluarsa berbahaya bagi kesehatan. Sebab, selama proses pengolahannya berbagai unsur dan mineral dimasukkan dalam air minum kemasan. Di saat bersamaan, kuman dan bakteri dalam bahan baku air minum dimatikan. Setelah lewat tanggal kadaluarsa, bahaya zat patogen dalam air dapat muncul kembali.
Pastikan setiap produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang konsumsi tidak kadaluarsa. Bisa dilihat dengan dicantumkannya produksi atau tanggal kadaluarsanya.
3. Kemasan yang kotor. Kemasan air mineral sangat mempengaruhi isinya. Kondisi tutup botol, leher botol atau bagian botol yang kotor atau rusak, membuat risiko pencemaran bakteri patogen tinggi. Jadi, jangan mengonsumsi air minum kemasan yang rusak.
4. Air kemasan yang terpapar sinar matahari. Meskipun belum melewati batas kadaluarsa, air minum yang terkena sinar matahari rentan bagi kesehatan. Sinar matahari dapat merusak struktur air dan mineral yang terkandung di dalamnya. Akibatnya, kualitas air tidak sesuai dengan standar kesehatan bagi peminumnya. Sehingga, ia menyarankan saat membeli air minum kemasan, pilihlah yang terkena sinar matahari paling sedikit.
5. Merk dan label. Pastikan saat membeli air minum mempunyai merk/label yang mencantumkan kandungan mineral dan unsur lain. Dan pastikan juga mencantumkan lokasi sumber air, logo SNI, logo halal, dan perusahaan yang memproduksi. Ini untuk memastikan jika nantinya ada masalah bisa mengajukan komplain ke perusahaan.
6. Bebas Pengawet. Akan lebih baik lagi jika air minum dalam kemasan yang Anda konsumsi tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna, dan gula buatan. Sehingga selain dapat menghilangkan dahaga, produk tersebut juga baik untuk kesehatan tentunya. Selamat berburu air bersih dan menyehatkan! (HR)