Sabtu, 25 Desember 2010

Bijak Memilih Air Kemasan


MEMBELI air minum dalam kemasan akhirnya menjadi pilihan bagi warga perkotaan. Asumsinya, air minum yang dijual di pasaran itu lebih layak dikonsumsi dibandingkan air sumur.
Di tengah ragam pilihan air minum kemasan, seringkali kita ragu memilih air kemasan. Pasalnya, tak semua air kemasan yang dipasarkan aman untuk diminum, bersih dan sehat. Jadi, air bersih seperti apa sih, yang layak diminum?
Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia), definisi air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air yang telah diolah dengan perlakuan khusus dan dikemas dalam botol atau kemasan lain dan memenuhi persyaratan air minum.
Sedangkan air mineral adalah air yang diperoleh langsung dari sumbernya, dikemas di dekat lokasi sumber air, memiliki syarat kandungan mineral tertentu, dan juga dikemas dalam botol ataupun kemasan lainnya.
Air hanya terdiri dari 2 buah unsur H dan 1 buah unsur O, membentuk senyawa yang disebut H2O. Itu disebut air murni. Air murni seperti itu hanyalah dalam air hasil destilasi (penguapan) atau hanya ada di angkasa sana, dalam bentuk butir-butir hujan. Setelah jatuh ke permukaan bumi, menjadi mata air, sungai, dan tiba di gelas minum milik kamu, itu sudah “mengandung” zat-zat lain, termasuk bahkan “kotoran”.
Air dalam kemasan yang Anda minum bersumber dari sumber air seperti mata air, atau air tanah, yang selanjutnya diproses agar memenuhi persyaratan air minum. Jadi apakah air minum dalam botol yang banyak dijual itu adalah air mineral? Masih diperdebatkan.
Selain air minum dalam kemasan/botol, juga ada tempat penyediaan air isi ulang, yang sumbernya juga dari air “bersih biasa” dari mata air, yang di “saring” melewati filter yang bermacam-macam kemampuannya.
Namun yang pasti, semakin “bersih” air yang di proses akan semakin mengurangi kandungan mineralnya.
Berikut langkahyang harus Anda perhatikan sebelum memastikan air kemasan seperti apa yang harus Anda konsumsi.
1. Kejernihan air. Semakin bening warna fisiknya, air mungkin mengalami proses produksi sesuai standar pengolahan air minum. Partikel padat dalam air atau warna yang keruh menandakan air kemungkinan terkontaminasi zat lain selama proses produksi.
2. Tanggal kadaluarsa. Sama halnya dengan makanan, air minum kemasan yang telah lewat tanggal kadaluarsa berbahaya bagi kesehatan. Sebab, selama proses pengolahannya berbagai unsur dan mineral dimasukkan dalam air minum kemasan. Di saat bersamaan, kuman dan bakteri dalam bahan baku air minum dimatikan. Setelah lewat tanggal kadaluarsa, bahaya zat patogen dalam air dapat muncul kembali.
Pastikan setiap produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang konsumsi tidak kadaluarsa. Bisa dilihat dengan dicantumkannya produksi atau tanggal kadaluarsanya.
3. Kemasan yang kotor. Kemasan air mineral sangat mempengaruhi isinya. Kondisi tutup botol, leher botol atau bagian botol yang kotor atau rusak, membuat risiko pencemaran bakteri patogen tinggi. Jadi, jangan mengonsumsi air minum kemasan yang rusak.
4. Air kemasan yang terpapar sinar matahari. Meskipun belum melewati batas kadaluarsa, air minum yang terkena sinar matahari rentan bagi kesehatan. Sinar matahari dapat merusak struktur air dan mineral yang terkandung di dalamnya. Akibatnya, kualitas air tidak sesuai dengan standar kesehatan bagi peminumnya. Sehingga, ia menyarankan saat membeli air minum kemasan, pilihlah yang terkena sinar matahari paling sedikit.
5. Merk dan label. Pastikan saat membeli air minum mempunyai merk/label yang mencantumkan kandungan mineral dan unsur lain. Dan pastikan juga mencantumkan lokasi sumber air, logo SNI, logo halal, dan perusahaan yang memproduksi. Ini untuk memastikan jika nantinya ada masalah bisa mengajukan komplain ke perusahaan.
6. Bebas Pengawet. Akan lebih baik lagi jika air minum dalam kemasan yang Anda konsumsi tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna, dan gula buatan. Sehingga selain dapat menghilangkan dahaga, produk tersebut juga baik untuk kesehatan tentunya.  Selamat berburu air bersih dan menyehatkan!  (HR)

Rabu, 22 Desember 2010

Tips Melacak Bakteri Dalam Air Isi Ulang

Jika Anda termasuk pelanggan air minum isi ulang, cobalah teliti sebelum mengisi. Masalahnya, sejumlah depo air minum isi ulang di Jakarta dan sekitarnya diduga tercemar bakteri E. Coli. Wah, itu berarti bisa membahayakan kesehatan.

Apakah air minum isi ulang bisa langsung diminum?
Pada prinsipnya, air minum isi ulang yang banyak dijual itu layak dikonsumsi. Tapi, yang aman diminum adalah yang kualitasnya sudah diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kotamadya Setempat. Intinya, air yang layak diminum harus melewati 3 persyaratan kelaikan, yaitu dari segi fisik, kimia, dan mikrobiologi. Jika standar tersebut sudah terpenuhi, depo tersebut akan diberikan sertifikat izin dari Dinas Kesehatan tersebut.

Nah, agar tidak ragu, sebaiknya minta diperlihatkan sertifikat tersebut sebelum membelinya. Perhatikan juga masa waktu berlakunya, karena izin ini tidak berlaku selamanya. Tiap 6-12 bulan depo harus memeriksakan produknya. 


Bisakah air minum mengandung bakteri dapat dilihat secara kasat mata?
Tidak bisa. Untuk mengetahui apakah ada bakteri dalam air minum memang harus diteliti di laboratorium. Tapi, Anda bisa mendeteksi secara fisik apakah air layak diminum. Dari segi fisik, air minum tak boleh memiliki bau, rasa, dan warna (harus jernih).

Melalui tes laboratorium dapat diteliti dari segi kimia. Air minum harus bebas dari kandungan zat kimia berbahaya, seperti logam berat (air raksa atau merkuri (Hg), timbal (Pb) dan Au) aluminium, besi, serta klorida.

Sedangkan, dari segi mikrobiologi, air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen (bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit). Bakteri yang tergolong patogen adalah E.coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya. Karena telah mendapatkan proses sterilisasi, harusnya AMIU dapat langsung dikonsumsi.

Apa bahayanya mengonsumsi air minum yang telah terkontaminasi bakteri E. coli?
Kehadiran bakteri coliform (E.coli tergolong jenis bakteri ini) yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air.

Makin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi pula risiko kehadiran bakteri patogen, seperti bakteri Shigella (penyebab muntaber), S. typhii (penyebab tifus), kolera, dan disentri.

Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis bakteri coliform dan bakteri lain yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan diare, diare berdarah, kram perut, dan rasa mual.


Jadi, bagaimana agar tetap aman mengonsumsi air minum isi ulang?
Perhatikan sanitasi botol kemasan dan berikut langkah-langkahnya:
  1. Cuci botol kemasan dengan sabun pembersih alat dapur yang tidak beraroma. Tujuannya agar tidak mempengaruhi rasa air yang akan diisi nanti.
  2. Setelah bersih dari air sabun, bilas botol dengan air panas (suhu 80 derajat Celcius).
  3. Lalu, tutup botol dengan rapat dengan plastik bersih. Buka tutup tersebut, tepat sebelum botol diisi air minum isi ulang, sehingga debu tidak mudah masuk.
  4. Selain itu, lakukan usaha-usaha desinfeksi sendiri di rumah, misalnya rebus air minum isi ulang tersebut di atas api hingga mendidih selama minimum 2 menit.
Mudah bukan cara mengetahuinya? Selamat mencoba dan berhati-hatilah dalam mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan/AMDK. (HR-dari beragam sumber)

Air Minum Murni Reverse Osmosis System (ROS)

Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Tubuh manusia sebagian besar atau 70% terdiri dari Air.  Distribusi komposisi kandungan  air dalam organ tubuh manusia meliputi :
-  Otak 90%   -  Ginjal 83%     -  Paru-paru 85%     -  Darah 90% 
-  Jantung 75%      - Hati 86%        - Otot 75%.

Dengan komposisi kandungan yang begitu tinggi, air memang memegang peranan utama dalam siklus metabolisme tubuh manusia, antara lain adalah :
  1. Menjaga keseimbangan suhu tubuh.
  2. Menjaga tubuh dari kondisi dehidrasi (kekurangan cairan).
  3. Memperlancar proses pencernaan.
  4. Melancar proses peredaran darah.
  5. Membantu melancarkan proses pernapasan.
  6. Sebagai pelumas persendian dan otot.
  7. Dapat melarutkan sisa-sisa zat kimia yang ada dalam tubuh. untuk kemudian ikut terbuang dengan kotoran manusia.

Bagaimana Air Minun Reverse Osmosis Bekerja?
Meminum Air minum murni Reverse Osmosis dengan cara yang benar, dapat memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk darah segar dan baru, dalam istilah medis disebut sebagai Aematopaises. Bahwa Mucausal Fold (penyaringan) pada usus besar dan usus kecil diaktifka oleh metode ini (Air minum Reverse Osmosis) merupakan fakta yang tak terbantahkan seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar dan baru di produksi dari Air minum murni (75 – 85 % ) yang dikonsumsi oleh tubuh kita sehari-hari. Bila usus besar bersih, maka gizi dan mineral dari makanan yang dimakan sehari-hari dan yang kita serap akan menciptakan drah segar dan baru (15% ) dan juga memperingan kerja/memperpanjang umur Mocousal Fold (Filtrasi pada usus ).

  1. WHO ( Badan Kesehatan Dunia ) Air layak minum TDS nya tidak boleh lebih dari 50 ppm.
  2. Di USA ( FDA ) dan banyak Negara Eropa menetapkan TDS dari air yang dimurnikan harus dibawah 10 ppm.
  3. Di Indonesia, Air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar dalam masyarakat memiliki TDS antara 70 ppm s/d 150 ppm bahkan bisa diatasnya.

Rasa yang timbul setelah minum air murni Reverse Osmosis:

  1. PAHIT, artinya tubuh Anda mengalami panas dalam.
  2. MASAM SEPET,  artinya tubuh Anda kekurangan air untuk proses metabolisme tubuh.
  3. MANIS-MASAM, artinya Anda telah memakan makanan yang mengandung pemanis buatan, pengawet, penyedap dan pewarna yang kuat sifatnya.

Mulai sekarang tak ada salahnya beralih pada air minum murni Revese Osmosis System (ROS) produk Green. Jadi, tunggu apalagi? (HR)